Kolam Besar di Atas Gunung Desa Pallawa

  • Bagikan

Catatan  Farida Hanafing* : Mengunjungi Dua Desa di Atas Pegunungan Tellu Limpoe

TEMPAT ini impian banyak orang. Karena memiliki hamparan alam yang indah. Barisan pegunungan. Setiap orang yang datang ke desa ini akan menemukan keindahan alam sesungguhnya. Gunung-gunung berbaris-baris, suhu udaranya sejuk, dingin, dan segar. Dari kejauhan awan putih mencumbu puncak gunung. Pada bagian lain embun memeluk dedaunan yang menyelimuti lereng perbukitan yang hijau.

Sebenarnya saya sudah lama ingin melakukan perjalanan ke tempat ini. Melakukan perjalanan jauh. Mengunjungi tempat yang diimpikan sekian lama. Merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan. Saya menghela nafas panjang. Menyaksikan pemandangan di depan saya dan beberapa tim.

Pegunungan, awan putih, pisang goreng, dan kopi hitam panas, menemanani kami pagi itu. Seorang sahabat yang bertugas di tempat itu, bahkan berkali-kali menunjukkan keindahan di depan kami. Seakan dia tidak ingin kami melewatkan tempat itu begitu saja tanpa menikmati keindahan alam di Kecamatan Tellu Limpoe itu.

Di samping villa tempat kami beristirahat, sebuah kolam buatan. Ikan berenang dengan lincah di dalam air bening yang dingin. Tak jauh dari tempat kami duduk, sawah yang bersusun-susun indah di pandang mata. Sungguh sesuatu yang tempat didamba.

Saat kami Kami berkumpul di halaman Masjid Agung Al Ma’arif Bone depan kantor BAZNAS Watampone, sebelum ke Desa Pallawa dan Desa Sadar, ini. Tim (Unit Pengumpul Zakat) Polres Bone bersama tim BAZNAS berdoa bersama.

Doa dipimpin Ustadz Siswandi dari LappaE. Doa keselamatan perjalanan dimohonkan kepada Allah. Semoga perjalanan kami bisa menjadi perjalanan ibadah. Baik bagi kami semua juga orang-orang yang kami kunjungi kelak.

Kapolsek Tellu Limpoe Kamaluddin SH memang sudah memberikan memberikan arahan dan gambaran kodisi kedua desa ini sebelum berangkat. Dia menjelaskan tentang kondisi wilayah, titik-titik penerima bantuan yang telah ditetapkan beberapa pekan sebelum keberangkatan.

Ternyata kami menemukan keindahan alam kedua desa ini jauh lebih indah dari gambaran yang diberikan Kapolsek Kamaluddin sebelum berangkat.

Sekedar gambaran, Kabupaten Bone, terdiri dari 27 kecamatan, 372 desa/kelurahan.

Berdasarkan data. Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2021. Diterbitkan Badan Pusat Statistik kabupaten Bone; jumlah penduduk Bone 801.775 jiwa. Laki‐laki 391.682 dan 410.093 perempuan.

Kabupaten Bone memiliki luas wilayah sekitar 4.559,00 km2. Rata‐rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bone adalah 162 jiwa/km2.

Batas Wilayah Utara Kabupaten Wajo, Soppeng. Batas Timur, Teluk Bone. Batas di Selatan, Kabupaten Sinjai dan Gowa. Lalu wilayah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.

Ada dua desa di Kecamatan Tellu Limpoe yang menjadi tujuan BAZNAS dan UPZ Polres yang didampingi Polsek Tellu Limpoe yaitu Desa Pallawa dan Desa Sadar.

Partanyaanya lewat mana saja kami untuk bisa tiba ke desa Sadar? Dari Masjid Agung Al Ma’arif Jl Ahmad Yani, Kecamatan Tanete Riattang Barat, kita harus menuju Kecamatan Taccipi, Bengo, Lapri, Lamuru, hingga melintasi Takkalalla Kabupaten Soppeng.

Saat tiba di desa pertama, Desa Pallawa, Tellu Limpoe. Kami menyerah bantuan stunting, konsumtif serta bantuan usaha produktif di balai desa. Diserahkan Kepala Desa, Kapolsek Tellu Limpoe, serta pimpinan BAZNAS Kab. Bone WK 1 DR. Hj. Hukmiah Husain, Lc., M.Ag dan Wakil Ketua 2, Hj Farida Hanafing ST, serta pengurus UPZ Polres bapak Aipda Sulaeman Jemma, SH dan Aipda Adrianto.

Kebiasaan yang bisa dijumpai pada kebanyakan orang Bugis ketika dikunjungi adalah memberi makan kepada tamu-tamunya di jam makan. Aneka makanan menggugah selera pun disajikan. Kue-kue khas Bugis ditemani kopi hitam. Kopinya khas. Asli Tellu Limpoe. Rasanya; sungguh nikmat.

Kami duduk di teras belakang. Menikmati pemandangan alam di belakang rumah Pak Kepala Desa. Ada sungai. Air jenih mengalir. Pegunungan hijau. Awan putihnya membuat kami betah. Sampai waktu sholat masuk.

Kesejukan air pegunungan nusuk ke wajah. Saat jari tangan membasuhnya. Saat bersuci sebelum sholat.

Kami berharap, pembangunan masjid di dekat rumah Kepala Desa bisa segera diselesaikan. Dermawan baik hati bisa datang dari mana saja untuk membantu. Meraih amal jariyah sebagai investasi akhirat. Bantuannya bisa melalui BAZNAS Kab. Bone untuk kami teruskan kepada pengurus masjid. Berapa saja, Insya Allah, sangat membantu warga setempat merasakan masjid yang nyamana digunakan untuk sholat dan tempat anak-anak mengaji.

Setelah menunaikan sholat Dhuhur, kami melanjutkan perjalanan. Melitasi wilayah Kabupaten Barru, Soppeng dan masuk ke desa paling ujung Barat dari Kabupaten Bone. Desa Sadar namanya.

Untuk ke desa ini, sebenarnya lebih dekat jika kita melewati Kabupaten Pangkep dan Maros, karena memang lebih ke sana.

Tiba di desa Sadar, Masya Allah, tak henti-hentinya kami mengucap syukur. Karena kami berada di desa yang eksotik. Berada di dataran tinggi diantara pegunungan. Sejuk. Membuat hati menjadi tenang dan damai.

Ada villa, kolam besar. Ikan berenang di dalamnya. Awalnya kami kira adalah kolam renang. Ternyata kolam besar. Tak dari kolam itu, satu lagi kolam ikan dengan ukuran lebih kecil. Tempat yang sudah sangat familiar buat kami karena seringnya bapak Kapolsek dan bapak Kanit mengirimkan foto dan videonya ke kami sebelum ke tempat ini. Sawah-sawah bersusun. Bahkan awan di depan mata juga kami saksikan langsung. Negeri yang berhadapan dengan awan.

Satu hal baru yang membuat kami bersemangat untuk segera mandi sore adalah melihat jalur air yang ujungnya tumpah dengan sangat deras sehingga kami menyebutnya air terjun kecil. Bisa mandi di air terjun kecil itu bisa menghilangkan lelah perjalanan sekitar 4 jam. Di sebelah air terjun itulah sawah bersusun-susun.

Sebenarnya tak ada lelah yang kami rasakan disebabkan perjalanan kami bisa puas menikmati makanan khas Bugis yang kami bawa yaitu buras, ayam dll. Kami bahkan berwisata kuliner dengan singgah di warung cendol gula aren diperjalanan. Sambil membuka bekal. Kopi dan teh khas BAZNAS puas kami nikmati di sepanjang perjalanan.

Ada lima program yang dijalankan BAZNAS di wilayah Kecamatan Tellu Limpoe yaitu program bantuan kemanusiaan, kesehatan, pendidikan ekonomi serta dakwah dan advokasi.

Bantuan kemanusiaan diserahkan di balai Desa Sadar. Ada beras, sembako, dan telur dan bantuan kesehatan. Untuk bantuan pendidikan dengan melaksanakan kegiatan lomba menggambari di sekolah TK Desa Sadar. Panitia lomba adalah bapak dari UPZ Polres dan tim staf Baznas.

Lomba yang seluruh pesertanya menjadi juara. Dengan hadiah utama puluhan tas sekolah kualitas baik bantuan dari perusahaan Tas Moslem Kids Kudus, buku Iqra, Al Qur’an, buku gambar dan alat tulis.

Di tempat yang sama Baznas juga menyerahkan bantuan konsumtif kepada warga sekitar yang telah di data sebelumnya masuk kategori tidak mampu.

Tak ada yang mampu menolak takdir. Kami diarahkan ke sekolah itu. Melaksanakan lomba menggambar ternyata membuat kami melihat kondisi sekolah. Untuk bisa masuk sekolah, perlu pendakian lumayan curam. Perlu hati-hati naik dan turun. Baznas memberikan bantuan pembuatan tangga naik ke sekolah sehingga tidak perlu lagi khawatir jatuh karena licin. WK 1 Baznas Bone, Dr Hj. Hukmiah, semoat terjatuh ketika turun.

Bantuan produktif, selain diserahkan di balai Desa Pallawa dan Desa Sadar ada juga diserahkan di tempat lain. Seperti bantuan usaha jualan kelontong/campuran, usaha kue. Bantuan peralatan pembuatan sirup markisa kepada kelompok tani wanita Desa Sadar diserahkan di kebun Markisa yang telah berbuah pada saat itu.

Terakhir, program dakwah dan advokasi dimulai dengan ceramah agama tentang pentingnya sholat dan zakat yang dibawakan oleh Ustadz Siswandi di Masjid Desa Sadar di waktu antara Maghrib dan Isya. Dilanjutkan dengan pemberian bantuan sajadah masjid, Al Qur’an, buku tuntunan sholat, iqra, buku doa dzikir pagi petang.

Selain itu, pemberian bantuan perbaikan toilet dan tempat wudhu juga langsung diberikan kepada imam masjid dusun. Semoga dengan perbaikan fasilitas thaharah, umat bisa lebih termotivasi untuk rajin beribadah di masjid.

Sebelum kembali ke villa, seluruh rombongan rapat atau bermusyawarah evaluasi serta rencana perjalanan di hari kedua. Kesepakatan musyawarah untuk dilaksanakan bersama.

Alhamdulillaah, bisa makan malam bersama di pegunungan dengan hawa yang dingin membuat seluruh rombongan bersemangat segera mengambil piring dengan mengisi maksimal berbagai menu spesial yang disediakan oleh bapak bapak Kepala Desa bersama keluarga dan warga.

Saat paling kami sukai salah satunya adalah ketika makan bersama duduk melantai. Kami bisa saling berbagi makanan dan meminta tolong antara satu dan lainnya. Air minum spesial yang disuguhkan adalah air yang berwarna kemerahan yang disebut uwai seppang atau secang atau sepang adalah perdu anggota suku polong-polongan yang dimanfaatkan pepagan dan kayunya sebagai komoditas perdagangan rempah-rempah. Nama ilmiahnya adalah Biancaea sappan.

Kami pikir setelah makan malam dengan nikmat selesai, kami sudah bisa istirahat dengan damai di kamar masing-masing. Ternyata lanjut ronde selanjutnya dengan makan singkong goreng dan sarabba khas Tellu Limpoe. Rasanya sungguh nikmat di malam hari yang udaranya cukup dingin.

Diantara hasil musyawah selepas sholat Isya, yaitu melaksanakan sholat tahajjud berjama’ah dengan petugas yang membangunkan rombangan adalah Arisal Afandi. Pukul 03 dinihari aktivitas telah dimulai kembali dengan bersiap sholat lail yang diimami oleh Ustadz Siswandi. Lantunan ayat yang dibacakan membuat suasana sangat syahdu untuk kami semua.

Selepas sholat Shubuh berjama’ah, sesuai hasil musyawarah tidak kembali lagi ke kamar. Seluruh rombongan langsung ke mobil yang telah disiapkan menuju tempat wisata Lappa Laona Kabupaten Barru yang jaraknya sangat dekat dari villa kami. Lappa Laona adalah destinasi wisata sabana menghijau di ketinggian Kab. Barru, Sulawesi Selatan. Berada di ketinggian sekitar 1.000 mdpl, lokasi wisata ini bertajuk The Green Highland.

Dari puncak perbukitannya, kami dapat menikmati suasana sejuk dan panorama yang menakjubkan dari ketinggian. Padang rerumputan hijau yang sangat luas memanjakan mata. Kami bertegur sapa dengan pemuda dari Kabupaten Wajo dan Kabupaten lainnya yang berkemah di sana. Entah berapa banyak foto selfie dan foto bersama di lokasi tersebut yang kami abadikan di ponsel kami. Video-video nasehat dari Ustadz Siswandi kepada pengunjung hingga video lucu lumayan tersimpan di memori hp kami masing-masing.

Hingga tiba saatnya kami semua sudah harus meninggalkan villa setelah kembali mandi di air terjun spesial dan sarapan pagi yang sungguh sangat nikmat.

Banyak nasehat dan pelajaran hidup yang kami dapatkan dari sesama rombongan. Semoga menjadi pelajaran berharga buat kami. Terakhir, kami minta sedikit kesan dari bapak Kapolsek yang telah beberapa kali membersamai BAZNAS meneruskan amanah dari muzakki/munfik kepada mustahik “SANGAT bersyukur bisa kenal dan bekerja sama dg BAZNAS Bone, karena selain patroli ke wilayah perihal keamanan. Bersama BAZNAS juga melakukan kegiatan kemanusian dan sosial yang banyak dan sangat tepat sasaran,”.

Demikian catatan perjalanan ini. Semoga bermanfaat buat kita semua. Kami berharap tulisan sederhana ini bisa menginspirasi siapa saja untuk berjalan ke tempat-tempat baru untuk semakin mensyukuri nikmat Allah dan juga mau menunaikan zakat, infak dan sedekah melalui lembaga BAZNAS yang Insya Allah penyalurannya sesuai syariat, terkoordinir dan bisa dipertanggungjawabkan. Salam berkah buat kita semua.(*)

  • Bagikan