Makassar, UPEKS.FAJAR.CO.ID – Asep (31) punya kisah menarik saat anaknya harus dioperasi karena mengalami kecelakaan di mana Program JKN sebagai penunjang utama dikala asuransi lainnya tidak dapat menjamin pembayaran biaya kesehatan anaknya yang menurutnya cukup besar itu, Jumat (29/07).
“Anak saya mengalami kecelakaan jadi agar dapat dijamin oleh JKN diminta untuk mengambil surat keterangan dari Jasa Raharja bahwa tidak ditanggung beserta laporan kepolisian. Jadi diberi waktu dari pihak rumah sakit untuk melengkapi dan pelayanannya itu tetap berjalan diberikan ke anak saya yang sementara dirawat,” kata Asep.
Asep mengungkapkan banyak sekali keuntungan menjadi peserta JKN karena bisa berobat tanpa harus membayar uang tunai dengan biaya perawatan hingga puluhan juta rupiah. Seluruh pelayanan dan biaya operasi anaknya dijamin sepenuhnya, selepas dari perawatan dalam rumah sakitpun anaknya masih melanjutkan kontrol rutin rawat jalan yang juga tetap dalam tanggungan kepesertaan JKN miliknya.
“Besar sekali biaya yang harus dikeluarkan untuk operasi anak saya sampai 20 juta harus menyiapkan uang, untungnya bisa dijamin oleh BPJS Kesehatan. Inilah manfaat besar yang saya rasakan beserta keluarga untuk kondisi yang tidak terduga. Apalagi waktu itu hamper bertepatan anak saya yang lainnya sedang dirawat inap hamper seminggu karena tipus,” jelasnya.
Program JKN adalah bentuk dukungan penuh pemerintah dalam mengsejahterakan masyarakat untuk segala kalangan dengan menjamin penuh pembiayaan pelayanan kesehatan. Hadirnya Program JKN ini memudahkan masyarakat untuk berobat tanpa harus menyiapkan dana tunai lagi, cukup dengan status kepesertaan yang aktif maka seluruh pelayanan kesehatan yang diakses dan dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah.
“Semoga Program JKN ini dapat terus berlangsung dan hadir memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta membantu masyarakat yang membutuhkan kemudahan mengakses fasilitas kesehatan yang diharapkan. Keuntungan dengan menjadi peserta JKN ini sangat banyak dan tidak ada hal yang sulit dalam mendapatkan pelayanan baik itu di rumah sakit ataupun di fasilitas kesehatan tinkat pertamanya,” tutup Asep. (Ti)
