Jebolnya Talud Anggaran Rp2,3 M, Forlak: Kesalahan Prosedur dari Awal

  • Bagikan

PANGKEP, UPEKS.FAJAR.CO.ID — Jebolnya proyek Talud Ujungloe, Minasatene, Pangkep, diduga bukan murni karena derasnya air sungai dari hulu, tetapi ada maladministrasi sejak proses lelang dilakukan.

Aktivis Forum Penyelamat (Forlak) Pangkep, Muh Arsyad Yunus membeberkan, bahwa dugaan malaadministrasi muncul dari proses lelang di ULP Pangkep. Saat proses lelang, kata Arsyad, itu tidak ada pemenang pertama. “Tapi karena dipaksakan, maka proses itu berlanjut hingga dimenangkan perusahaan di nomor urut 9 dan 10,” bebernya.

Mestinya, kata Arsyad, tetap mengevaluasi nomor urut di bawahnya dua dan tiga, sebelum menetapkan pemenang. Bukan ke urutan paling bawah. “Ini proses tidak ada tapi langsung menetapkan penenang. Saat itu juga tidak ada perusahaan yang menyatakan mengundurkan diri dari proses lelang,” tambahnya.

Bukan hanya paket proyek Talud di Ujungloe, tapi dua paket lainnya yang ada di Tekolabbua dan Kalabbirang juga prosesnya seperti itu. “Panitia lelang hanya seenaknya menunjuk orang-orang tertentu yang diinginkan,” beber Arsyad.

Menurut Arsyad, insiden ini harus dipertanggungjawabkan semua pihak yang terlibat. Bukan hanya pelaksana, tetapi juga pengawas, PPK, konsultan, dan pihak ULP. “Ini memang harus dipertanggungjawabkan. Pelaksana proyek harus siap mengganti semua, dan PPK juga jangan lepas tanggung jawab,” papar Arsyad.

Karena itu, tim kejaksaan harus turun tangan untuk meninjau lokasi dan membentuk tim untuk mencari fakta sebenarnya. “Ini tidak murni karena kondisi alam, tapi ada kesalahan konstruksi. Kita lihat ini kan baru 70 persen pengerjaan fisik, berarti ada yang tidak beres dengan konstruksinya,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, proyek APBN dengan anggaran Rp2,3 miliar ini longsor sebelum rampung pengerjaan fisiknya, saat hujan terjadi di Pangkep, Kamis (6/10).

Dengan kejadian ini, hampir semua netizen mengirim gambar dan video detik-detik hancurnya proyek tersebut. Talud sepanjang 100 meter lebih ini diketahui kerap terjadi abrasi setiap musim hujan terjadi. (*)

  • Bagikan